Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Berkedok Paket Lebaran Pasutri Tertipu Investasi Bodong Aplikasi TRA

Sabtu, 20 April 2024 | 17.07.00 WIB Last Updated 2024-04-20T10:08:50Z
Foto: ilustrasi

Serang, bbiterkini.com -- Habis Manis Sepah Dibuang, yang saat ini di rasakan oleh pasangan suami istri (Pasutri) yang awalnya tergiur dengan ucapan manis teman barunya dengan iming-iming investasi yang sangat menggiurkan.

Hidayat dan Nur adalah Pasutri yang tergiur dengan investasi yang menjanjikan sehingga mereka diduga tercuci otaknya oleh Yayu Hidayati dan Winardi selaku teman barunya yang kenal dari telegram investasi di aplikasi TRA.

" Kami dijanjikan persentase perhari 2% dengan nominal investasi Rp 100.000/akun. Kami ikut di awal sekitar bulan Desember 2023, pada saat itu Pak Winardi datang ke Serang di rumah makan di Persada. Bahasanya menjanjikan mengajak kami untuk cari orang sebanyak mungkin, bahkan pada saat pertemuan kegiatan di Dapur Oma Ciracas, Cikulur, Kota Serang, peserta yang hadir sebanyak 60 orang dan diacara tersebut berbagi brosur dari inggris ada sertifikat dengan nomor yang meyakinkan badan hukumnya," ucap Hidayat, Sabtu (20/4/2024).

Pada acara tersebut diiming-imingi paket sembako dikarenakan akan menjelang Hari Raya Iedul Fitri.

" Ibu Yayu membentuk paket sembako menjelang lebaran yang nantinya seminggu sebelum lebaran nanti dapat Rp 500.000, dan ibu-ibu pada ikut sampai punya 6 kelompok. 1 kelompok beranggotakan 10 orang dan yang di Anyer ada 12 kelompok.

Menurut Hidayat pada acara berikutnya yaitu di rumah makan Bhayangkara Serang tanggal 22 February 2024 pada saat itu masih banyak yang inves uang kes dan di tanggal 23 nya mendapatkan pengumuman bahwa jika ingin WD harus bayar pajak 14%.

" Kita ikutin pada bayar pajak namun tidak cair juga, dan di awal bulan Maret aplikasi tersebut sudah tidak bisa dibuka lagi," urai Hidayat.

Ditempat yang sama Nur menyambung pembicaraan mengatakan bahwa akhirnya dirinya mendatangi rumah Yayu yang di Serang untuk meminta pertanggungjawaban, namun disana tidak disambut dengan baik.

" Ketemu ibu Yayu malah kita dibuat tidak berkutik, bahwa dirinya beralibi sebagai korban juga. Dan dia sering mengucapkan nakutin kita bahwa dirinya punya beking orang Mabes. Kita sebagai orang biasa yang tidak tahu hukum mendengar perkataan begitu jadi diam saja dikarenakan kita tidak punya beking siapapun," Ujar Nur seraya bersediah.

Pada bulan Maret 3 hari sebelum puasa Hidayat dan Nur mendapatkan petunjuk alamat rumah Winardi.

" Kita mendapatkan alamat rumah pak Winardi di Serpong, dan disana pula ibu Yayu sering nongkrong, namun disana kita bernasib sama seperti mendapatkan perlakuan ketika dirumahnya ibu Yayu. Pak Winardi katanya siap dijalur hukum jika kita nuntut bahkan pak Winardi mengaku sebagai dosen di salah satu universitas Budi Luhur," terangnya.

Kini Hidayat dan Nur berharap uang tersebut dikembalikan agar nama baiknya di jamaah ibu-ibu pengajian dan di masyarakat tidak tercoreng.

" Kini kita menanggung beban malu, kita berharap uang yang masuk ke aplikasi TRA itu dapat dikembalikan," harapnya.

Sampai berita ini terbit beberapa pihak yang terkait belum dapat dihubungi.



Red. Khondoy Soja.