Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Eksplorasi Biodiversitas Lokal untuk Pendidikan Biologi di Seminar Nasional Pendidikan Biologi 2024, FKIP Untirta

Selasa, 04 Juni 2024 | 15.45.00 WIB Last Updated 2024-06-04T08:45:30Z

Serang, bbiterkini.com -- Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas keguruan dan Pendidikan (FKIP) Untirta telah menggelar Seminar Nasional Pendidikan Biologi 2024 bertema “Eksplorasi Biodiversitas Lokal untuk Pendidikan Biologi” pada Rabu, 29 Mei 2024 di Ruang Multimedia, Gedung Rektorat kampus Sindangsari Untirta.

Kegiatan ini dibuka secara langsung oleh Rektor Untirta Prof. Dr. Ir. H. Fatah Sulaiman, ST., MT. dan sambutan dibersamai oleh Dekan FKIP, Dr. Fadlullah, M.Pd. Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Enggar Utari, M. Si. dan Ketua Jurusan Biologi, Dr. Iing Dwi Lestari, M.Si.

Indah Juwita Sari, Ph.D. selaku ketua pelaksana menyampaikan bahwa seminar nasional ini menghadirkan pembicara dari IPB yaitu Prof. Dr. Ir. Hamim, M. Si ahli dalam bidang fitomining yang juga sebagai salah satu tim pakar dari _Innovation Centre for Tropical Science_ ( _ICTS_ ), Bevo Wahono Ph.D. yang fokus dalam strategi pembelajaran untuk pendidikan biologi yang berasal dari Universitas Jember dan juga sebagai salah satu anggota Himpunan Pendidik dan Peneliti Biologi Indonesia (HPPBI), Dr. Nani Maryani M.Sc yang fokus pada penelitian dalam mengeksplor jenis pisang di Indonesia yang berasal dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, dan Dr. Dewi Murni M.Si. yang memilki pengalaman dalam mengeksplor biodiversitas kerbau yang ada di Banten dan berasal dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Peserta sekaligus pemakalah Seminar Nasional Pendidikan Biologi 2024 ini terdiri dari dosen dan mahasiswa pendidikan biologi sebanyak 106 orang yang berasal dari berbagai daerah seperti Bandung, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Utara, Banten, dan Aceh. Para peserta dan pemakalah tersebut hadir secara langsung baik di ruangan multimedia maupun secara online melalui Zoom Meeting .  


Seminar Nasional Pendidikan Biologi 2024 ini juga terintegrasi dengan _Annual Meeting_ dengan HPPBI Banten sebagai asosiasi profesi di bidang pendidikan dan penelitian biologi. 

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi menyampaikan harapannya terkait output dari seminar nasional ini “Seminar nasional ini adalah yang diselenggarakan ke dua sejak 2019, harapannya kami bisa meningkatkan dari pulikasi artikel dosen dan mahasiswa agar bisa mencapai target IKU 5” ujarnya. 

Harapan yang serupa juga diungkapkan oleh Dr. Fadhullah selaku Dekan FKIP “Kami berharap mahasiswa biologi bukan hanya menjadi guru tetapi juga asisten peneliti. Kami juga berharap pendidikan biologi menjadi pelopor konservasi dan pelestarian bumi. Namun, yang paling penting adalah bagaimana kita mensyukuri nikmat Allah yang luar biasa ini dan menggunakannya sebagai rizki untuk meningkatkan ekonomi negara.” ungkapnya.

Rektor Untirta pun menyambut bahagia dengan adanya Seminar Nasional Pendidikan Biologi 2024. 

“Kegiatan ini menjadi bagian dari atmosfer akademik yang harus kita jaga dan harus kita tingkatkan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebagai kampus JAWARA dimana Rektor Untirta menginterpretasikan arti dari JAWARA yaitu Jujur, Amanah, Wibawa, Adil, Religius, dan Akuntabel” ujar Rektor.

Prof. Dr. Ir. Hamim, M. Si dalam penyampaian materinya menjelaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan sumber daya hayati yang sangat tinggi atau dikenal sebagai megabiodiversity. Biodiversitas Indonesia merupakan salah satu anugerah Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang harus disyukuri dengan cara dikenali (dipelajari), dikelola, dan dimanfaatkan secara berkelanjutan ( _sustainable_ ). 

_Bioprospecting_ merupakan salah satu bidang keilmuan yang berkaitan dengan pemanfaatan SDH untuk mendapatkan keuntungan secara sosial dan ekonomi. 

Pemanfaatan SDH untuk tujuan pangan, pakaian dan obat-obatan telah lama berkembang, meskipun _bioprospecting_ sendiri saat ini terus berkembang ke arah yang lebih luas seperti akuakultur, bioremediasi, biomining, rekayasa biomimetik, nanoteknologi dan sebagainya. 

Bioremediasi dan biomining menjadi salah satu bidang bioprospecting yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan kerusakan lingkungan sekaligus mendatangkan keuntungan secara ekonomi.

Bevo Wahono PH.D. dalam penyampaian materinya menjelaskan bahwa pendidikan dan guru memiliki peran penting dalam membentuk sikap dan kepercayaan siswa tentang biodiversity dan lingkungan. Namun demikian, sangat terbatas diskusi yang komprehensif membahas dan mendiskusikan metode dan strategi pembelajaran yang secara khusus mendorong awareness siswa terhadap biodiversitas. 

Pendekatan pembelajaran campuran antara student center dan teacher center learning adalah dominan di kelas. Selain itu, hands-on , pengalaman langsung, dan penjelasan guru melalui presentasi adalah tiga metode terbanyak yang sering digunakan dalam mengajarkan biodiversitas. Temuan menarik lainnya adalah guru sains di Indonesia cenderung lebih pada curriculum oriented dari pada melihat dampak dan value besar dalam mengajarkan konsep biodiversitas. 

"Dengan demikian, kita memiliki peran yang besar untuk memberikan panduan dan recharge motivation untuk pendidik sains dalam pembelajaran Biodiversitas di Indonesia secara khusus dan global pada umumnya," ucapnya Bevo Wahono PH.D.

Di tempat yang sama Dr. Nani Maryani, M.Sc dalam penyampaian materinya menjelaskan bahwa keanekaragaman hayati merupakan kekayaan bangsa, anugerah Tuhan YME yang perlu kita pelajari, manfaatkan, jaga dan syukuri. Salah satu kekayaan hayati yang dimiliki Indonesia adalah keanekaragaman jenis pisang ( Musa spp.),Kepulauan nusantara adalah rumah bagi ribuan spesies pisang, ungkapnya.

Lanjut Dr. Nani Maryani, M.Sc Eksplorasi, identifikasi, dan karakterisasi spesies dari berbagai wilayah Indonesia menjadi sangat penting sebagai daerah asal usul ( center of origin) pisang. 

Dalam proses domestikasi dan budidaya pisang yang telah berlangsung ribuan tahun, mikroba menjadi bagian dari proses tersebut yang mengalami ko evolusi bersama pisang, Fusarium spp adalah mikroba dari jenis fungi tanah ( soil borne) yang ditemukan berasosiasi dengan pisang. 

Pengungkapan hayati diversitas pisang dan Fusarium spp terus dilakukan di Indonesia, mulai dari Sumatera hingga Papua. Di Banten, sebagai salah satu provinsi penghasil pisang terbesar (No.5) nasional, eksplorasi pisang Fusarium spp dimulai pada daerah Pandeglang,tuturnya Dr. Nani Maryani, M.Sc

Dr. Dewi Murni, M.Si dalam penyampaian materinya menjelaskan bahwa Banten merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang menjadi pusat pengembangan kerbau lokal untuk memperkuat produksi daging swasembada, ucapnya 

Populasi kerbau lokal Banten juga saat ini mengalami penurunan yang mengancam keragaman genetiknya. Untuk menjaga keragaman genetik ternak kerbau lokal merupakan langkah yang sangat penting guna mencegah hanyutan genetik dan menghindari kehilangan plasma nutfah kerbau lokal Banten,tuturnya

Lanjut Dr. Dewi Murni, M.Si upaya awal yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan kajian keragaman genetik. Informasi keragaman genetik menjadi dasar terkait strategi persilangan, pelestarian, dan budidaya kerbau, pungkasnya 

Kajian keragaman genetik kerbau juga dapat dilakukan dengan menggunakan penanda genetik seperti parameter morfometrik dan mikrosatelit. Hasil penelitiannya dapat dijadikan sebagai materi perkuliahan Genetika karena sesuai dengan tujuan pembelajaran dan relevan dengan konteks yang ada. Pengajaran genetika yang kontekstual memungkinkan mahasiswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi yang terkait dengan konsep Genetika sesuai dengan situasi kehidupan sehari-hari di sekitarnya, tutupnya Dr. Dewi Murni, M.Si

(Ega)