Serang, bbiterkini.com -- Aktivitas prostitusi online via aplikasi di Kabupaten Serang, Kecamatan Cikande, semakin marak. Para pelaku beroperasi bergerombol di sejumlah hotel-hotel di Kabupaten Serang. Untuk menyamarkan aktivitas ilegal itu, mereka berganti ganti Nama untuk mengelabui pria hidung belang.
Para PSK itu menjajakan diri melalui aplikasi MiChat, atau yang dikenal aplikasi ijo. Modusnya pun beragam. Para pelaku sengaja memampang foto-foto wanita cantik dan seksi berbalut filter di profilnya, untuk mencari mangsanya para pria hidung belang.
Mereka pun tak segan-segan langsung menawarkan diri. Mereka diduga diorganisir oleh muncikari atau germo. Selanjutnya para pelaku menunjukkan tempat serta akses ke hotel.
Para korban kerap tertipu dengan foto seksi dan cantik bak artis para pekerja seks tersebut. Tarif yang ditawarkan pun beragam. Mulai dari Rp400 ribu hingga Rp 1 juta.
Diperkirakan para muncikari dan jaringan cewek MiChat ini bisa menghasilkan uang puluhan juta per hari dari transaksi syahwat hingga memeras. Biasanya mereka menawarkan para korban datang ke tempat hotel mereka menginap longstay.
Hotel-hotel yang mereka tempati beberapa diantaranya adalah hotel murah hingga hotel berbintang. Lokasinya berada di seputaran Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Kamis (11/07/2024).
Sebelumnya dalam tempo hari yang lalu sudah pernah di lakukan Razia Pekat yang di laksanakan oleh gabungan polres serang dan Polsek Cikande,Namun sebelum kegiatan Razia pekat itu di laksanakan sudah bocor dulu dan di ketahui oleh pihak pemilik hotel tersebut.
Dilansir halaman xbintangindo.com
Saat razia penyakit masyarakat (Pekat) yang di laksanakan oleh gabungan kepolisian polsek Cikande dan polres Kabupaten Serang pada malam rabu 09/07/24. Diduga sudah bocor ke pihak wisma charity, pasalnya konsumen atau tamu yang menyewa kamar belum saja 30 menit masuk kamar karyawan wisma charity sudah meminta keluar dari wisma dengan alasan ada razia polisi.
Konsumen wisma KMG saat menjelaskan kepada awak media xbintangindo.com dirinya mengaku selasa malam 09/07/24. Jam 11.30 wib. Menyewa kamar di wisma charity depan PT. PWI 1 dengan harga Rp. 330.000.
"Iya pak, waktu selasa malam saya menyewa kamar di wisma charity seharga 330.000. Tapi belum juga 30 menit kamar saya di gedor oleh karyawan wisma, saya di suruh cepat - cepat keluar dari wisma charity karena polisi sedang razia bentar lagi sampai. Kata KMG menirukan perkataan karyawan wisma.
Lanjut KMG," ya benar pak malam itu ada razia pekat, saya lihat puluhan polisi merazia tempat hiburan malam Amor, wisma charity mah aman, padahal tadinya penuh sama tamu, tapi sebelum datang polisi tamu wisma sudah berhamburan keluar." sambung KMG.
" Ketika uang sewa saya minta di kembalikan pihak wisma tidak mau mengembalikan. Rugi saya kalau begini, gara - gara ada razia uang saya hilang dan gak jadi istirahat." kesal RMG.
Ditempat terpisah ketua LSM Komppi Provinsi Banten. Panji Abdilah SE. Angkat bicara.
"Kalau razia pekat sampai bocor begitu sama saja bohong, buat apa dilakukan razia cuma ngabisin anggaran saja, saya tau nya wisma charity itu banyak terima Tamu pasangan gelap yang tidak membawa identitas legal. " katanya.
"Lalu siapakah yang membocorkan razia pekat pada selasa malam itu, saya minta kepada pihak kepolisian agar lebih profesional lagi dalam melaksanakan razia pekat, agar rencananya tidak bocor ke pihak pelaku maksiat." tutur Panji Abdilah SE.
(*/red)