DENPASAR, bbiterkini.com – Mengambil tema "Greening Together: Inclusion & Sustainability", Hitachi Young Leader Initiative (HYLI) 2024 telah berhasil diselenggarakan melalui serangkaian diskusi antara pembicara terkemuka dan pemimpin muda di kawasan Asia Tenggara dan Jepang.
Program kepemimpinan muda ini mempertemukan 32 pemimpin muda yang luar biasa dari Jepang dan negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Para delegasi muda tersebut membahas tantangan regional dan global dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan 2030 yang diadopsi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dikenal dengan inisiatif keberlanjutannya, proyek ramah lingkungan, dan warisan budaya yang kaya dan beragam, edisi ke-17 HYLI diadakan di Bali. Bali juga menjadi lokasi bagi Microgrid Nusa Penida milik Hitachi yang menyediakan energi bersih untuk 12 ribu rumah, juga mendukung transisi energi Indonesia. Inisiatif ini menunjukkan upaya untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mempercepat peralihan ke energi terbarukan.
Tahun ini, program empat hari ini menyoroti aspek-aspek penting dari pembangunan berkelanjutan melalui empat sesi pleno yang dibagi berdasarkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs): Kehidupan Sehat & Sejahtera (SDG 3), Energi Bersih yang Terjangkau (SDG 7), Berkurangnya Kesenjangan (SDG 10), dan Kota & Komunitas Berkelanjutan (SDG 11). HYLI adalah pilar dari komitmen teguh Hitachi untuk membina generasi pemimpin berikutnya yang akan secara tegas membentuk pemimpin masa depan Asia.
Chairman Hitachi Asia Ltd., Kojin Nakakita mengatakan, sesuai dengan kredo Hitachi, menginspirasi dan membina generasi pemimpin berikutnya adalah salah satu dari banyak cara Hitachi berkontribusi kembali kepada masyarakat.
“Saya sangat senang melihat para delegasi muda merundingkan ide-ide inovatif dengan harapan menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan di HYLI. Saya percaya bahwa mulai dari sini, HYLI akan membuka lebih banyak peluang bagi para inovator sosial yang bercita-cita tinggi ini untuk membentuk masa depan yang lebih beragam dan inklusif,” ujar Kojin Nakakita.
Menandai keberagaman budaya para delegasi, delapan Pohon Tabebuya ditanam di microgrid Nusa Penida di mana para delegasi mendapatkan gambaran langsung tentang operasinya dalam membawa energi bersih ke pulau tersebut, perjalanan dalam memenuhi tujuan Indonesia mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060.
Memilih Tabebuya untuk menghiasi Microgrid Hitachi di Nusa Penida melambangkan keindahan, pembaruan, dan ketahanan, mencerminkan perjalanan dunia menuju masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan. Kemampuan pohon ini untuk menghasilkan bunga yang menakjubkan, bahkan dalam kondisi kering menjadi bukti harapan dan ketekunan.
“Pengalaman empat hari ini benar-benar luar biasa. Tidak hanya saya memiliki kesempatan untuk bertemu teman-teman baru dari negara lain, tetapi juga memperluas wawasan saya secara signifikan. Setiap sesi panel, lokakarya, dan diskusi kelompok, bersama dengan kunjungan ke microgrid Hitachi di Nusa Penida, menyoroti bagaimana teknologi dapat secara efektif menyediakan energi bersih untuk masa depan yang berkelanjutan dan hijau. Selain itu, sesi pendampingan memberikan wawasan berharga tentang penerapan pemikiran kritis untuk memecahkan tantangan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan,” ujar Seyya Viriya, mahasiswa Universitas Udayana.
Seorang alumni Indonesia dari HYLI ke-3 pada tahun 1999, Dr. Agung Wicaksono, yang saat ini menjabat sebagai Deputi Pendanaan dan Investasi untuk Nusantara, Ibu Kota Baru Indonesia, berbicara kepada para mahasiswa tentang pentingnya keberlanjutan dan kepemimpinan sebagai konsep utama bagi generasi muda untuk unggul dalam keterampilan mereka.
“Untuk membangun masa depan yang berkembang, kita harus menanamkan nilai-nilai keberlanjutan dan kepemimpinan pada generasi muda kita. Prinsip-prinsip ini sangat penting untuk mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menavigasi dan unggul di dunia yang terus berkembang,” tambah Dr. Agung.
Sejak didirikan pada tahun 1996, HYLI telah memberikan lebih dari 400 siswa kesempatan yang tak tertandingi untuk memperluas perspektif mereka dan mendukung nilai-nilai Asia serta pemahaman lintas budaya. Program yang diselenggarakan dua tahun sekali ini berfungsi sebagai wadah yang luar biasa bagi mahasiswa berbakat untuk secara aktif berdiskusi tentang isu-isu global utama dengan pembicara terkemuka dari pemerintah, bisnis, dan akademisi.
Sumber: PRNewswire