Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Membuat Pupuk Organik Dari Kotoran Hewan Dalam Kegiatan Kerja Nyata KKM Kelompok 14 Uniba

Selasa, 03 September 2024 | 16.45.00 WIB Last Updated 2024-09-03T09:45:04Z

Serang, bbiterkini.com – Mahasiswa Universitas Bina Bangsa (Uniba) yang tergabung dalam Kelompok 14 saat ini sedang melaksanakan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) di Desa Tanjung Manis, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Minggu (01/09/2024).

Selama kegiatan pengabdian kepada masyarakat, mereka melihat peluang besar di Karya Manis Farm, sebuah sentra peternakan domba Garut yang menyediakan dan menjual domba serta kambing untuk qurban dan aqiqah.

Karya Manis Farm menghadapi tantangan dalam pengelolaan kotoran hewan (KOHE) yang belum optimal, yang berpotensi merugikan kesehatan ternak dan lingkungan sekitarnya. Melihat potensi ini, Kelompok 14 berinisiatif untuk mengembangkan pengolahan kotoran domba atau kambing menjadi pupuk kandang yang berkualitas.

Dengan bimbingan Dosen Pembimbing Andi Hasryningsih Asfar, S.Pt., S.Pd., M.Si., para mahasiswa memanfaatkan kotoran domba/kambing yang melimpah untuk diolah menjadi pupuk organik. Pupuk ini kaya akan unsur hara seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) yang sangat bermanfaat untuk kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman. Pembuatan pupuk ini memanfaatkan bahan pendukung seperti Em4 yang berwarna coklat, molases, dan air.

Em4 digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme yang berperan penting dalam proses dekomposisi bahan organik. Kotoran kambing dipilih karena memiliki unsur hara yang lebih seimbang dibandingkan pupuk organik lainnya.

Menurut penanggungjawab Program Kerja Teknologi Tepat Guna (TTG), Yoga Priatama bahwa upaya selaras dengan tujuan kelompok dalam memanfaatkan teknologi sederhana untuk memecahkan masalah nyata di masyarakat. "Dengan pengolahan KOHE menjadi pupuk kandang, kita tidak hanya mengurangi dampak negatif limbah ternak, tetapi juga menciptakan produk yang bermanfaat bagi pertanian setempat, inisiatif ini tidak hanya membantu dalam mengatasi permasalahan limbah di Karya Manis Farm, tetapi juga memberikan manfaat ganda bagi masyarakat Desa Tanjung Manis dengan menyediakan pupuk organik yang ramah lingkungan.

Melalui pengolahan KOHE menjadi pupuk kandang, mahasiswa berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi Karya Manis Farm serta mendukung praktik pertanian berkelanjutan di desa tersebut. Program ini juga diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang dalam pengelolaan limbah ternak dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Menurut Dian Mulyana, Ketua Kelompok 14 KKM Uniba, program kerja ini diharapkan dapat membantu masyarakat Desa Tanjung Manis untuk mulai menggunakan pupuk yang berasal dari lingkungan sekitar.

Dengan memanfaatkan kotoran domba yang tersedia melimpah di Karya Manis Farm, masyarakat tidak perlu lagi bergantung pada pupuk kimia yang mungkin sulit dijangkau dan berharga mahal.

"Kami ingin menunjukkan bahwa sumber daya lokal bisa diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan berdampak positif bagi pertanian setempat," jelas Dian.

Ia juga menambahkan bahwa melalui inisiatif ini, diharapkan masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya pengelolaan limbah secara berkelanjutan dan memanfaatkan potensi alam yang ada di sekitar mereka untuk mendukung praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan.

Menurut Dosen Pembimbing, Andi Hasryningsih Asfar, S.Pt., S.Pd., M.Si., program ini tidak hanya memberikan solusi praktis bagi masalah limbah di Karya Manis Farm, tetapi juga merupakan bentuk pengabdian nyata mahasiswa kepada masyarakat.

"Saya sangat mendukung kegiatan ini karena selain memanfaatkan sumber daya lokal, program ini juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya penggunaan pupuk organik yang lebih aman bagi lingkungan. Harapannya, masyarakat dapat melihat manfaat jangka panjang dari penggunaan pupuk kandang ini dalam meningkatkan produktivitas pertanian mereka," ujar Andi Hasryningsih.

Beliau juga menekankan pentingnya kolaborasi antara mahasiswa, peternak, dan masyarakat dalam menjalankan program ini, agar hasilnya bisa dirasakan secara luas dan berkelanjutan.


(*/red)