Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Ketua LSM GP2B Tuding Camat Cibodas Tutup Mata Soal Peredaran Miras di Belakang Kantor Kecamatan

Kamis, 21 November 2024 | 19.24.00 WIB Last Updated 2024-11-21T12:26:20Z

KOTA TANGERANG, bbiterkini.com – Ketua LSM GP2B, Umar Atmaja, menilai Camat Cibodas, Buceu Gartina acuh atas adanya peredaran minuman keras di belakang kantor Kecamatan Cibodas. Hal itu diungkapkan lantaran, banyaknya toko penjual miras yang buka untuk melayani pembeli sampai dengan 24 jam.

"Masa iya Camat Cibodas, Buceu Gartina gak tau kalau ada di belakang kantornya itu banyak toko yang jual minuman beralkohol," tanya Umar saat ditemui di halaman Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Kamis (21/11/2024).

Umar menambahkan, hasil investigasi yang dilakukan, di lokasi penjual miras tersebut juga ditemukan tempat billiard yang diduga sangat memungkinkan sebagai sarana perjudian.

"Kota Tangerang memiliki aturan terkait pelarangan pengedaran dan penjualan minuman beralkohol yang tertuang dalam Perda nomor 7 Tahun 2005. Sementara itu, dengan adanya lokasi billiard diduga dapat berpotensi adanya perjudian," jelasnya.

Lanjut Umar, dirinya mendesak PJ Walikota Tangerang, Dr. Nurdin untuk mengganti Camat Cibodas atas ketidak perduliannya terhadap wilayahnya, yang jelas diketahui banyak penjual miras secara terang-terangan, dan ketidak sanggupannya dalam menutup lokasi usaha haram tersebut.

"Disini sudah jelas, ada unsur ketidak pedulian Camat atas kondisi yang ada di belakang kantor Kecamatan Cibodas. Jika memang Camat tidak sanggup kerja saya minta PJ Walikota, Dr. Nurdin untuk lakukan pergantian Camat," tegas Umar.

Menurut Umar, adanya peredaran miras secara bebas ini dapat menyebabkan terjadinya tindakan kriminal yang tinggi, serta dapat merusak generasi pemuda di Kota Tangerang.

"Jadi saya minta peredaran miras di belakang kantor Kecamatan Tangerang harus segera diberantas secara tuntas," tutupnya.

Sementara itu, Camat Cibodas, Buceu Gartina saat berita ini diterbitkan belum dapat dihubungi.

(Ega)